Menyoal Nasib Anak Jalanan

Pemandangan anak-anak jalanan di kota besar sudah tidak asing lagi,
dimana di keseharian mereka selalu berada dijalanan dan berbaur dengan kerasnya
kehidupan jalanan.

Pemandangan yang sudah sangat biasa dimana mereka berhamburan menghampiri
para pengendara yang berhenti pada saat lampu merah, hal itu tidak lain untuk
meminta belas kasihan dari orang-orang yang sedang melintas tersebut.

Suatu pemandangan yang sebenarnya boleh dikatakan unik, dimana ketika
anak-anak tersebut menjulurkan tangan sambil mengelus elus perut sebuah isyarat
yang menandakan mereka sedang lapar. Ada juga kegiatan anak jalanan yang seolah
olah menjual jasanya kepada pengguna jalan yaitu membersihkan atau mengelap
kaca mobil bagi mereka pengendara mobil.

Pemandangan lain terlihat dimana anak-anak tersebut mengamen seolah-olah
menjual suara mereka yang semuanya itu pada ujungnya mengharapkan belas kasihan
dari orang-orang. Pengendara yang merasa kasihan akan merogoh kantongnya dan
memberikan sejumlah uang kepada anak-anak tersebut, namun tidak jarang juga
pengendara yang cuek dengan keadaan tersebut, diam tidak memberi apa-apa dan
melaju kembali ketika lampu hijau menyala. Begitulah kegiatan anak-anak yang
tidak beruntung tersebut menunggu lampu merah menyala kembali.

Variasi umur anak-anak jalanan itu juga bermacam macam, mulai dari yang
masih balita (5 tahun) sampai yang sudah beranjak dewasa. Desakan kebutuhan
ekonomi rupanya tidak memandang usia. Memang sungguh nasib yang sangat malang,
berbeda dengan anak-anak yang hidup wajar lainnya, dimana anak jalanan balita
tersebut seharusnya masih dalam pangkuan orang tuanya dan selayaknya mendapat
kasih sayang, pendidikan, perhatian khusus dan gizi yang layak.

Akan tetapi malah sebaliknya, mereka harus berjuang untuk melawan
kerasnya kehidupan dan tekanan ekonomi yang semakin menjadi-jadi, semua itu
dilakukan untuk menghidupi dirinya sendiri dan bahkan menghidupi
keluarga-keluarganya.

Jumlah dan kondisi anak jalanan di Indonesia sangat memprihatinkan dimana
jumlah mereka sudah sangat tidak sedikit dan membuat resah sebagian orang.
Seperti di lansir Kompas Edisi 20 Januari 2010, jumlah anak jalanan meningkat
50 persen, dimana pada tahun 2008 sebelumnya anak jalanan tersebut masih
berjumlah 8000 orang, namun pada tahun 2009 jumlah mereka mencapai lebih dari
12.000 orang.

Lebih mengejutkan survey tersebut hanya masih pada wilayah DKI Jakarta
saja. Sungguh angka yang sangat fantastis bukan? Mengapa tidak jumlah penduduk
12.000 jiwa sudah setara dengan jumlah penduduk pada satu atau lebih Desa atau
kelurahan. Survey lain mengatakan jumlah anak jalanan di puluhan kota besar di
Indonesia mencapai 300.000 orang atau dapat disetarakan dengan jumlah penduduk
dilebih dari satu kecamatan.

Konsep dan pola kehidupan anak jalanan ini juga berbeda beda, namun
jelasnya mempunyai satu tujuan yang sama yaitu untuk kegiatan ekonomi. Ada anak
jalanan yang masih hidup bersama orang tuanya atau masih mempunyai hubungan
dengan orang tuanya dan anggota keluarganya. Biasanya anak seperti ini adalah
anak yang di manfaatkan orang tuanya untuk membantu mencari nafkah demi untuk
menyambung hidup. Setelah tiba waktunya anak ini akan pulang kerumah, memberi
penghasilannya dan kembali berbaur dengan keluarganya.

Namun ada juga anak jalanan yang hidupnya dihabiskan di jalanan, mencari
nafkah dijalanan, hidup sendiri atau memilih tidak hidup dengan keluarganya dan
bahkan sampai makan dan tidur sekalipun dia dijalanan. Kerasnya hidup dan
tekanan kebutuhan membuat mereka semakin terpuruk dan tidak berdaya

Dampak yang sangat mengkhawatirkan bilamana anak-anak jalanan tersebut
dibiarkan mengemis, meminta belas kasihan dari orang secara terus menerus, maka
kelak anak-anak tersebut akan menjadi sampah masyarakat. Sampah yang tidak
diperhitungkan akan tetapi di takuti sebagai momok yang ganas dan buas. Mereka
ditakuti karena bawaan dan tingkahlaku mereka yang tidak wajar.

Pada umumnya proses social yang salah akan mengakibatkan pembentukan
karakter yang salah juga. Krisis moral dan kepribadian merupakan produk dari
proses social yang salah. Si anak akan hidup tanpa moral dan kepribadian yang
terpecah. Selama ini mereka telah di didik oleh kerasnya kehidupan jalanan,
jadi untuk kemudiannya mereka juga akan hidup menjadi manusia yang tidak
bermoral, berkarakter lazimnya binatang.

Kelak untuk menyambung hidupnya mereka akan berbuat apa saja dan
menghalalkan semua cara. Mulai dari mencuri, merampok, menjambret dan bahkan
membunuh sekalipun akan mereka lakukan demi sejengkal perut yang harus mereka
isi nantinya. Jadi dapat disimpulkan kehidupan jalanan akan mendidik anak
jalanan menjadi seorang penjahat dan kelak akan menjadi musuh masyarakat.

Belum lagi perlakuan negative terhadap anak jalanan, perlakuan oleh
seseorang atau sekelompok orang yang tidak memiliki hati nurani. Banyak anak
jalanan yang mengalami kekerasan baik kekerasan seksual, kekerasan fisik
sampai-sampai mengakibatkan kematian. Misalnya saja kasus Baekuni alias bungkih
alias Babe, yaitu kasus pembunuhan disertai sodomi dan mutilasi terhadap anak
anak jalanan, Babe menyodomi korbannya kemudian membunuhnya bahkan ada juga
korban yang dimutilasi.

Berdasarkan hasil penyidikan terakhir korban Babe sudah mencapai 14
orang, dimana semuanya dikubur atau dibuangnya secara sembarang. Kejahatan
tersebut mungkin hanya merupakan salah satu dari kejahatan besar yang
terbongkar. Kita tidak tahu kejahatan-kejahatan besar lainnya yang masih belum
terbongkar. Banyak argument tentang kasus babe tersebut bahkan kasus tersebut
adalah kasus paling mengerikan di Indonesia.

Tanggung Jawab Negara

Semua gambaran tersebut sangat memprihatinkan dan terdengar sangat
memalukan. Kurangnya perhatian pemerintah adalah factor dari semua itu, amanah
Undang-undang Dasar (UUD) khususnya pasal 34 ayat 1 yang menyatakan fakir
miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Melihat amanah pasal 34 ayat
1 UUD 1945 menunjukkan bahwa pemerintahlah satu-satunya yang paling bertanggung
jawab terhadap penanganan anak jalanan tersebut. Anak jalanan di identikkan
bahkan sama dengan fakir miskin dan anak terlantar.

Dikatakan fakir miskin karena mereka memang hidup dari keluarga yang
sangat miskin tidak berkecukupan dan hidup menderita. Layak dikatakan anak
terlantar yang terlihat dari keseharian mereka dimana anak-anak tersebut sama
sekali tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, mereka di terlantarkan dan
dibiarkan berjibaku mencari kehidupan di alam bebas tanpa memperhitungkan
bahaya dan dampak terhadap masa depan si anak.

Untuk itu kepada pemerintah yang harus dibenahi sebelum mengurusi masalah
anak jalanan adalah harus terlebih dahulu memperbaiki perekonomian bangsa ini.
Bilamana perekonomian kita sudah lebih baik, maka fenomena anak jalanan
tersebut lama kelamaan akan berangsur-angsur hilang. Perlu kita ketahui dan
pikirkan bersama bahwa jangan sampai masa depan dan cita-cita mereka pupus
sebelum bersemi.***

Di kutip dari Tulisan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen.

0 komentar:

Posting Komentar

MUQODIMAH

“Jika seorang anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 hal : Shadaqah Jariyyah, Ilmu yg Bermanfaat dan Anak yg Shalih yg Mendoakannya.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim no.1631, dan Ahmad 2/372)

Dan sebaik-baiknya rumah ialah rumah yang di dalamnya terdapat Anak Yatim yang Dimuliakan.

.........................................................

Sedekah dapat menolak hari naas.(Al-Waisail 6:273 hadist ke.1)

Sedekah fapat menolak kematian yang buruk.(A-Wasail,6:255, hadist ke.2)

Sedekah akan merubah takdirmu.(A-Wasail,6:267, hadist ke.4)

Sedekah akan membukakan pintu rizkimu.(Al-Wasail 6:255, hadist ke.11

Sedekah akan mengobati penyakitmu

Sedekah akan menolak bala.(Al-Wasail 6:255, hadist ke.15)

Sedekah akan menyempurnakan imanmu.(Al-Wasail,6:255, hadist ke.21)

Sedekah akan memadamkan murka Allah.(A-Wasail,6:273, hadist ke.2)

Sedekah akan memanjangkan umurmu.(A-Wasail,6:273, hadist ke.2)

Sedekah akan menghapuskan dosamu.(A-Wasail,6:273, hadist ke.2)

Sedekah akan mensucikan jiwamu.(QS At-Taubah:103

.........................................................

Muliakanlah Anak Yatim dan kaum Dhu'afa

Niscaya Allah akan Memuliakanmu

itulah janji Allah kepada ummatnya

Dan Allah tidak pernah ingkar janji

.........................................................

Silahkan sebarluaskan tulisan didalam blog ini, dengan menyebutkan sumber urlnya dan dengan niat Lillahita'ala

Semoga Bermanfaat

Jazakumullahu khoran katsiran..

.........................................................

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More